
Oleh: Rina Martiara
Buku ini menguraikan cangget sebagai identitas kultural masyarakat Lampung. Secara sempit cangget diartikan sebagai tari yang dilakukan oleh perempuan, tetapi secara luas cangget adalah upacara perkawinan (begawi cakak pepadun). Orang mungkin akan bertanya, apakah cangget adalah sebuah “peristiwa tari” atau “peristiwa perkawinan”. Bagi masyarakat Lampung keduanya tidak dapat dipisahkan. Cangget adalah ciri perkawinan Lampung, sebaliknya peristiwa perkawinan merupakan satu-satunya tempat di mana cangget dipertunjukkan.
Melalui cangget sebagai wujud seni, penulis membaca nalar kemanusiaan masyarakat Lampung. Cangget ditarikan oleh seluruh putri penyimbang (pemimpin adat) di dalam sesat (balai pertemuan adat), sebagai wakil dari kepenyimbangan ayahnya. Hubungan cangget dan masyarakat Lampung dilihat oleh penulis untuk melihat nilai budaya dan identitas kultural masyarakat Lampung.
Rachmi Diyah Larasati dalam pengantar buku ini menyampaikan bahwa buku ini menawarkan konsep makro politik produksi seni sebagai pola pembentukan identitas. Penulis memilih keterhubungan makna cangget secara nasional, melalui sistem kedaerahan (lokal, regional, dan nasional) dengan mengidentifikasi cangget sebagai ekspresi budaya wilayah.