Foto: hana.zllfk
Bantul, 4 Agustus 2025 — Fania Az Zahra, mahasiswi semester 5 Jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, berhasil membawa bagian dari karya tugas kuliah menjadi bagian dari pertunjukan besar Gebyar Seni Budaya Bantul Mataram Culture Festival 2025 di Stadion Sultan Agung, Bantul.
Karya tari berjudul “Duklir” awalnya diciptakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori dan Koreografi I. Terinspirasi dari kegelisahan atas keberadaan sosok gendruwo liri dalam Reog Wayang Bantul yang kini mulai jarang terlihat, Fania menggali kembali elemen-elemen tradisi tersebut, termasuk gerak dan musik. Busana penari berupa goni coklat menjadi simbol visual dari liri yang ingin dihidupkan kembali melalui panggung tari.
Tak disangka, karya ini mendapat sambutan luas setelah video tari “Duklir” dipadukan dengan lagu “Mangu” versi jathilan milik Daru (Ndarboy Genk) dan diunggah ke TikTok. “Geraknya ternyata pas banget dengan irama lagu itu, dan videonya sampai FYP. Banyak yang mengira lagu itu memang diciptakan untuk tari ini,” cerita Fania.
Beberapa hari setelah viral di TikTok, Fania dihubungi oleh perwakilan Ndarboy Genk. Ia mendapat undangan langsung dari Daru untuk tampil bersama di konser yang merupakan bagian dari Mataram Culture Festival 2025.
“Rasanya seperti mimpi, dari panggung ujian di kampus bisa sampai ke panggung besar satu acara dengan Mas Ndaru. Beliau sangat ramah, dan saya merasa sangat dihargai bisa bekerja sama dalam festival ini,” ujarnya.
Kisah Fania menunjukkan bagaimana karya mahasiswa seni dapat hidup di berbagai ruang — dari ruang kelas, media sosial, hingga panggung profesional — serta menjadi penghubung antara tradisi lokal, ekspresi personal, dan dunia digital.
Foto: hana.zlfk
ID 
EN